Our website use cookies to improve and personalize your experience and to display advertisements(if any). Our website may also include cookies from third parties like Google Adsense, Google Analytics, Youtube. By using the website, you consent to the use of cookies. We have updated our Privacy Policy. Please click on the button to check our Privacy Policy.

Kenali Apa itu Kutu pada Kucing

Secara sempurna, kutu hewan memiliki empat tahap pertumbuhan yaitu telur, larva, nimfa (kepompong), dan bentuk dewasa. Larva kutu memiliki tiga pasang kaki, sedangkan bentuk kepompong dan dewasa memiliki empat pasang. Uniknya, kaki depan mereka punya tugas khusus, merasakan bau, suhu, dan kelembaban sekitar mereka.

Di sekitar hewan kesayangan, jenis kutu yang sering dijumpai adalah kutu loncat (fleas) pada anjing dan kucing; caplak dan sejenis tungau (S scabiei) pada anjing. Jenis tungau yang disebut terakhir inilah, yang dapat menyebabkan penyakit skabies pada kulit yang dapat menulari manusia bila pemiliknya kurang memperhatikan kebersihan lingkungannya.

Beberapa jenis kutu dapat tahan hidup selama beberapa bulan tanpa ada makanan, jika lingkungannya memenuhi kebutuhan hidupnya. Biasanya kutu-kutu itu dapat ditemukan di tempat-tempat seperti semak-semak, kayu, dan belukar. Ini perlu diketahui, karena pemberantasan kutu hewan yang tidak sempurna akan sia-sia mengingat kutu yang tahan puasa dapat aktif kembali.

Kutu hewan kesayangan amat menyukai tempat yang lembab dan hangat guna menyelesaikan siklus hidupnya. Pada negara yang memiliki empat musim, kutu itu biasanya akan muncul pada musim panas. Sedangkan problem kutu di negara kita yang memiliki iklim tropis, dapat terjadi sepanjang tahun.

Pada daerah lembab, sejenis kutu loncat dapat tahan hidup di luar tubuh induk semang (host)-nya selama tujuh bulan meski tidak mengisap darah host-nya. Ketika hinggap pada host-nya, mereka akan makan dengan rakus. Hanya sedikit hasil isapan darah host-nya yang dicerna kutu. Sisanya akan dikeluarkan dalam rupa kotoran kecil berwarna hitam. Makanan (darah) akan merangsang kutu itu untuk bertelur selagi mereka masih dalam host. Seekor kutu betina dewasa dapat menghasilkan ratusan telur sepanjang hidupnya.

Baca:  Apa Saja Guna Lidah pada Kucing

Telur kutu yang berwarna putih dan kecil tidak menempel pada kulit atau bulu host-nya, tetapi jatuh bebas dan mengotori lingkungannya seperti tempat tidur, karpet, ubin, dan sekitarnya.

Seluruh siklus kehidupan fleas terjadi secara sempurna dalam waktu kurang lebih tiga bulan di bawah kondisi lingkungan yang memadai. Jumlah kutu yang terlalu banyak dapat pula menggigit kulit manusia meski manusia bukan host mereka.

Secara umum, kutu kucing adalah parasit yang menghisap darah kucing dan ini menyebabkan rasa gatal pada kucing, sehingga terlihat kucing akan berusaha menggaruk-garuk bagian tubuhnya yang gatal dengan kakinya. Selain itu kutu kucing juga bisa menyebabkan iritasi, luka pada kulit dan bulu rontok yang berlebihan.

Cara mengatasi kutu kucing adalah dengan memandikan kucing dengan shampo anti kutu secara rutin. Namun tidak hanya kutu kucing saja yang bisa membuat kulit kucing iritasi, bisa jadi disebabkan ring worm yaitu infeksi jamur yang sangat menular. Jadi bila kamu masih melihat gejala-gejala bulu rontok, kulit iritasi dan sering menggaruk-garuk, kami sarankan membawa kucing kamu ke dokter hewan untuk diperiksa lebih lanjut.

Artikel ini sudah dibaca: 10390 kali.

By Kayla

Sharing Time!

Related Posts

  • Perawatan Bulu dan Kulit Kucing

  • Cara Merawat Kucing Persia Untuk Pemula

  • Cara Membantu Kucing Kamu Adaptasi di Rumah Baru

  • 8 Penyebab Kucing Diare dan Cara Mengobatinya

Discover more from KittyKrafty.com

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading