Our website use cookies to improve and personalize your experience and to display advertisements(if any). Our website may also include cookies from third parties like Google Adsense, Google Analytics, Youtube. By using the website, you consent to the use of cookies. We have updated our Privacy Policy. Please click on the button to check our Privacy Policy.

Fungsi Kumis pada Kucing

Ternyata kumis kucing ini memiliki pola yang unik yang berbeda pada satu kucing dengan kucing lainnya, seperti sidik jari pada manusia. Namun, kumis pada semua kucing memiliki fungsi yang sama yakni sebagai mekanisme sensoris yang sangat penting. Kerusakan pada kumis kucing tidak hanya menyebabkan kucing menjadi tidak nyaman, tetapi juga membuat mereka menjadi bingung dan kehilangan arah, selain itu banyak efek samping negatif lainnya seperti dijelaskan berikut ini.

Kumis kucing tidak lebih dari sejenis rambut tebal dan panjang biasa. Pentingnya kumis ini terlihat dari bahwa mereka berakar ke dalam folikel yang dikelilingi oleh jaringan otot yang sangat kaya akan sel saraf dan sel-sel sensorik. Sel-sel saraf pada akar ini kemudian terhubung ke area khusus dari otak kucing.

Kucing memiliki sekitar 24 kumis yang dapat bergerak, dua belas di kedua sisi hidung, tersusun dalam empat baris dalam suatu pola individual, seperti halnya sidik jari kita. Kelompok-kelompok kecil kumis terletak juga pada bagian tubuh yang lain, seperti pada tepi luar dari pipi bagian atas, di atas mata dan di bagian belakang kaki depan.

Apa Fungsi dari Kumis Kucing Tersebut?

Fungsi utama dari kumis kucing adalah untuk bekerja sebagai sistem pemindaian (scanning) lingkungan.

Yang menarik, kucing tidak perlu menyentuh objek dengan kumis mereka untuk mendeteksi objek. Saraf di dasar kumis bahkan cukup sensitif untuk mendeteksi gerakan kecil udara yang menggetarkan kumis.

Baca:  Cara Kucing Minum Dengan Lidahnya

Saking sensitifnya, kucing bahkan dapat mendeteksi gerakan udara dalam ruangan, seperti udara yang mengalir di sekitar perabotan, yang memungkinkan kucing tahu ada objek di sana, bahkan ketika keadaan sedang gelap gulita. Oleh karena itu, nama ilmiah untuk kumis kucing adalah ‘vibrissae’ yang mengisyaratkan sensitivitas mereka untuk getaran dalam arus udara.

Kumis pada kucing merupakan organ-organ halus sebagai indera sentuhan, dan diyakini memiliki sifat sangat sensitif seperti ujung jari kita. Mereka sensitif terhadap getaran arus di udara. Ketika udara bergerak, kumis akan bergetar, dan kucing mengartikan pesan getaran ini untuk merasakan kehadiran, ukuran dan bentuk benda-benda di sekitarnya tanpa melihat atau menyentuhnya.

Kumis kucing juga membantu melindungi mata, setiap benda yang bersentuhan dengan kumis menyebabkan kelopak mata berkedip.

Hal ini penting untuk kucing karena mereka adalah pelihat jarak jauh dan memiliki kesulitan untuk melihat hal-hal yang dekat (seperti orang yang mengalami rabun dekat). Oleh karena itu, kucing liar di alam akan aktif di malam hari (nokturnal), karena hal ini akan membantu mereka “melihat” lebih jelas pada saat mereka berburu. Karena hal ini pula, kucing yang mengalami kebutaan pada mata mereka akan mengandalkan hampir sepenuhnya pada kumis mereka untuk menentukan arah dan mengetahui benda-benda di sekitarnya.

Penelitian juga telah menunjukkan bahwa kucing tanpa kumis akan mengalami kesulitan dalam memperkirakan ukuran bukaan pintu dan dapat dengan mudah terjebak. Karena tidak seperti manusia yang dapat berjalan mundur dengan mudah, kucing memiliki struktur tulang selangka yang berbeda, sehingga mereka tidak dapat memutar balik melalui bukaan yang sangat sempit. Sehingga sekali mereka salah memperkirakan besar bukaan yang akan dilalui, mereka akan tersangkut.

Baca:  Perawatan Bulu dan Kulit Kucing

Kumis cenderung memiliki lebar yang sama dengan tubuh kucing, dan digunakan sebagai pencari, dengan menilai seberapa luas tempat itu sebelum dimasuki oleh kucing, kumis tersebut membantu kucing untuk menentukan kemampuan kucing memasuki ruang kecil. Panjang kumis secara genetik telah ditentukan, sehingga kucing yang bertambah gemuk akan kehilangan fungsi ini.

Kucing pemburu dapat menggerakkan kumisnya bolak-balik untuk mengumpulkan informasi tentang mangsanya. Kucing tersebut dapat menentukan apakah korban masih hidup atau tidak, sehingga mereka dapat menerapkan gigitan pembunuhan secara akurat, atau sudah aman untuk membawa mangsanya itu.

Menariknya, ada juga beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kumis kucing entah bagaimana juga membantu kucing dalam mendeteksi bau.

Fakta juga menunjukkan bahwa kumis kucing penting untuk keseimbangan kucing. Tanpa kumis, kucing akan mengalami kesulitan untuk sekedar berjalan lurus apalagi ketika mereka berlari. Mereka juga cenderung akan salah menilai jarak ketika akan melompat sehingga sering terjatuh serta kadang-kadang suka berlari ke arah benda-benda dengan tidak terarah.

Mengingat pentingnya kumis ini bagi kucing, kucing memiliki semacam mekanisme pertahanan untuk melindungi kumisnya dari kerusakan. Ketika kucing sedang marah atau akan berkelahi, kumis akan ditarik masuk untuk menghindari kerusakan akibat perkelahian. Selain itu kucing juga memiliki kemampuan untuk menumbuhkan kumisnya yang rusak, ketika kumisnya mengalami kerusakan atau tidak sengaja terpotong oleh anda, kumis kucing dapat kembali tumbuh asalkan folikel kumisnya sendiri tidak rusak.

Baca:  Cara Mengatasi Bulu Kucing Rontok

Artikel ini sudah dibaca: 20489 kali.

By Kiky

Sharing Time!

Related Posts

  • Kenapa Kucing Jantan Memakan Bayi Kucing Baru Lahir?

  • Fungsi Kaki dan Kuku Kucing

  • Kenali Apa itu Kutu pada Kucing

  • Tips Memandikan Kucing

Discover more from KittyKrafty.com

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading