Lima hari yang lalu, kucing kawanku bernama Sigrey, umurnya belum setahun, tetiba terlihat lemas dan tidak mau makan. Sebagai anak kucing yang lagi lincah-lincahnya eksplorasi sana-sini, melihatnya meringkuk lemas seharian tak urung membuat hati pun curiga. Seharian tak mau makan, Sigrey pun dibawa ke dokter. Kata dokter, kondisi Sigrey sepertinya dia kena tendang atau kena tabrak. Sigrey pun diberi suntikan Anti Inflamasi dan diberi obat.
Saya sempat mention, apa kena distemper? — Gejala yang diceritakannya membuat saya tak urung merefer pada kejadian yang juga pernah dialami kawanku yang lain dengan empat ekor kucingnya. (Baca : Distemper)
Namun katanya, diagnosa dokter tidak mengarah ke penyakit yang disebabkan oleh virus. Baiklah, karena saya tidak melihat sendiri kondisi kucingnya, dokter pasti lebih tahu.
Tapi kenyataannya, Sigrey mati jam 2 pagi keesokan harinya.
Sepuluh hari kemudian, saudaranya Sigrey yang bernama Siba seharian gak mau makan dan juga lemas. Gejalanya sama seperti Sigrey. Deg. Ini kok kayak tertular penyakit yang sama? Sekali lagi saya berikan rujukan artikel tentang Distemper kepadanya. Tadinya dia berpikir untuk menunggu sehari lagi, Siba baru mau dibawa ke dokter. Tapi setelah membaca artikel tentang mematikannya virus Panleukopania bila terlambat penanganan, Siba pun segera dibawa ke dokter. Dan seperti lazimnya kita yang pernah kecewa dengan diagnosa seorang dokter, maka Siba dibawa ke dokter di klinik hewan lain.
Dan diagnosa dokter adalah Siba terinfeksi virus. Dokter tidak mengatakan nama penyakitnya Distemper ataupun nama virusnya Panleukopenia. Kata dokter untuk memastikan jenis virusnya harus melakukan tes virus khusus. Ok, yang penting sudah didiagnosa terinfeksi virus, bukan semacam kena tendang atau kena tabrak ya, Dok.
Tapi ya, Siba terkena virus yang menyebabkan ia tidak bisa makan dan lemah karena demam tinggi. Penyakit akibat infeksi virus harus dilawan dengan kemampuan daya tahan tubuh Siba. Karena sudah seharian tidak mau makan dan minum maka Siba pun diinfus dan diberi vitamin untuk menambah daya tahan tubuhnya melawan virus. Walaupun ada opsi untuk dirawat dan diisolasi di klinik agar tidak menularkan lagi ke kucing yang lain, Siba akhirnya tetap dibawa pulang untuk dirawat di rumah.
Setelah pengobatan ini, Siba terlihat mulai membaik. Sudah mau makan sendiri, dan mulai berjalan-jalan keluar dari keranjangnya. Terlihat ada perbaikan kondisi saat sudah diberi tindakan. Berbeda sekali dengan Sigrey yang tidak menunjukkan kondisi yang membaik sampai akhirnya berpulang.
Tapi kekuatiran atas Siba belum berakhir, Sisil satu dari 3 bersaudara (Sigrey, Siba dan Sisil) mulai menunjukkan gejala lemas dan tidak mau makan juga. Yah semoga Sisil tidak tertular virus dari Siba. Bila ini memang virus Distemper, kucing-kucing yang berusia di bawah satu tahun seperti Siba dan Sisil ini memang sangat rentan dan berat mengatasinya. Kucing dewasa saja banyak yang menyerah pada distemper, apalagi anak kucing seperti Siba dan Sisil.
Menurut penjelasan dokter, masa inkubasi virus ini adalah 14 hari. Jadi bila Siba dan Sisil berhasil melewati 2 minggu yang menegangkan ini, berarti mereka sudah sembuh.
Beberapa petunjuk dari dokter yang bisa kami bagikan untuk penanganan kondisi kucing yang terinfeksi virus yang menyerang perut ini adalah sebagai berikut:
- Virus ini yang tidak mau disebut sebagai Feline Panleukopenia atau distemper, adalah virus yang sangat menular antar kucing. Virus ini tidak bereaksi apa-apa pada manusia, namun manusia bisa bertindak sebagai inang virus. Sehingga kita diharuskan mencuci dan membersihkan tangan dan semua yang bersentuhan dengan kucing yang sakit, sebelum berinteraksi dengan kucing lainnya yang belum sakit.
- Membersihkan area kucing dengan sabun ternyata belum cukup. Paling tidak kita bisa menggunakan cairan pemutih untuk mendesifektan area bermain kucing.
- Untuk kebutuhan hidrasi kucing, bisa dibantu dengan air kelapa hijau. Kebutuhan ini tidak banyak, per kucing hanya butuh sekitar 50 ml.
Kalau memiliki kandang kucing, ada baiknya kucing yang sedang sakit ditempatkan di dalam kandang, agar tidak menularkan penyakitnya pada saudara-saudara kucingnya yang lain. Jagalah kebersihan alat makan, dan jangan berbagi peralatan makan antara kucing yang masih sakit dengan kucing yang masih sehat. Perhatikan kebutuhan hidrasi kucing. Dan bila ada obat yang harus diberikan, jangan dicampur dengan makanan kucing, karena bisa jadi malah obatnya tidak termakan semuanya karena kondisi kucing yang sedang sakit seperti ini sangat sulit menelan makanan. Gunakan semprotan seperti alat suntik tanpa jarumnya, sehingga obat bisa disemprot atau ditembakkan ke dalam mulut kucing sehingga semua obat bisa masuk semua ke dalam perut.
Semoga sharing ini bermanfaat untuk teman-teman lainnya yang juga sedang mengalami masalah yang sama dengan kucing kesayangan.
Artikel ini sudah dibaca: 772 kali.