Our website use cookies to improve and personalize your experience and to display advertisements(if any). Our website may also include cookies from third parties like Google Adsense, Google Analytics, Youtube. By using the website, you consent to the use of cookies. We have updated our Privacy Policy. Please click on the button to check our Privacy Policy.

In Memoriam: Mummon

Sikap saya terhadap kucing cenderung biasa saja, tapi saya sangat familiar dengan hewan yang satu ini, karena mama saya sangat menyukai kucing, dia hidup dengan kucing sejak berusia 7 tahun. Waktu saya berusia 9 atau 10 tahun saya sempat berpikir bahwa mama saya lebih menyayangi kucingnya dari pada saya dan adik-adik saya sebagai anaknya.

Saya lebih menyukai anjing, karena anjing menurut saya lebih intelegent dibanding kucing. Sekarang usia saya 25 tahun, saya pernah punya anjing dalmatian campur pitbull pemberian om saya yang saya rawat dari usia 3 bulan. Namun sewaktu Bobby (anjing saya) berusia 8 bulan mendadak Bobby hilang, saya dan tunangan saya sibuk mencari dia kemana-mana sampai saya sediiih sekali.

Belakangan saya tahu kalau ternyata anjing saya bukan hilang atau mati melainkan diberikan kepada salah satu teman tunangan saya, saya sangat marah sekali, tapi dia bilang kita umat muslim tidak baik memelihara anjing apalagi rumah saya tergolong tidak besar untuk memelihara anjing. Saya tidak punya pilihan lain.

Tunangan saya penggemar berat kucing, entah berapa banyak kucing kampung yang dipelihara dan berkeliaran dirumahnya. Suatu hari saya dan Tunangan saya sedang berjalan-jalan di salah satu mall di bilangan Blok M, dan melihat-lihat ada pet shop, dia menawarkan saya untuk membeli seekor kitten persia berwarna hitam. Karena saya lihat anak kucing itu lucu sekali, saya setuju saya.

Baca:  Ochan si jago karate

Jadilah saya pemelihara kucing, malang tak dapat ditolak, seberapa besar usaha saya untuk merawat Mummon’ (kucing saya) tapi saya harus menerima pengalaman pahit dan pertama buat saya untuk kehilangan binatang kesayangan.

Pada waktu membeli, penjual kucing mengingatkan saya untuk memvaksin Mummon’. Tapi baru 4 hari bersama saya tiba-tiba Mummon’ sakit keras, saya tidak tahu kenapa, karena saya sama sekali tidak mengerti mengenai penyakit kucing. Saya ngebut membawa Mummon’ ke rumah sakit hewan, kata dokter disana saya harus siap menerima berita apapun dari rumah sakit. Mummon’ dirawat inap, saya sempat mengantarkannya ke ruang isolasi, sambil menitikkan airmata dan berdoa agar Mummon’ dapat tertolong. Saya pulang dengan hati sedih sekali.

Besoknya sepulang kantor saya menyempatkan diri untuk menjenguk Mummon’. Kondisinya menyedihkan, dia diinfus, saya hanya bisa menangis. Dua hari setelah itu kondisi Mummon’ tidak membaik.

Pada hari Senin, adik saya menelpon ke kantor dan bilang kalau dia dapat telpon dari rumah sakit bahwa Mummon’ tidak dapat tertolong. Saya menangis sejadi-jadinya sampai boss saya (orang Perancis) terbengong-bengong melihat saya dan akhirnya mengijinkan saya untuk pulang lebih cepat. Saya langsung telpon tunangan saya dan segera pergi ke rumah sakit untuk mengubur Mummon’ disana.

Kepergian Mummon’ membuat saya jadi lebih penasaran tentang kucing, saya baca semua artikel mengenai kucing, saya beli buku-buku mengenai kucing, dua bulan kemudian saya membeli lagi seekor kucing Turkish Anggora (female) berwarna putih dan masih keturunan persia usia 3 bulan, saya beri nama Mummon’ juga, kali ini saya berdoa agar berhasil merawat Mummon’ yang baru, alhamdullilah dia sehat.

Baca:  Tom, si kucing cerdas

Saya juga telah membeli lagi kucing ras Persia murni yang bagus sekali (Derrin -male) usia 6 bulan. Kedua kucing saya sangat sehat, sekarang saya sedang menabung untuk kembali membeli kucing ras persia murni female untuk Derrin. Sekarang saya jadi gila kucing, segala sesuatu tentang kucing, sedikit banyak saya sudah tau.

Saya berdoa agar Mummon’ yang pertama tenang di alam sana, saya minta maaf karena diluar kemampuan saya untuk dapat menyelamatkannya dari virus yang membuatnya pergi. Belakangan saya tahu bahwa Mummon’ yang lama sudah membawa virus sebelum saya beli.

Pesan saya kalau mau membeli kucing atau binatang apapun di pet shop sebaiknya periksa dulu kesehatannya, dan sebaiknya telah divaksin. Lebih baik membeli kucing di cattery atau orang yang memang membesarkan kucing-kucing itu dengan kasih sayang dan sangat memperhatikan kesehatannya.

*) Mummon’ : adalah Mama dalam bahasa Perancis

Dewi Puspa Kemalasari – 3 April 2001
sweeties_dewi@xxx.com

Artikel ini sudah dibaca: 6075 kali.

By Marissa

Sharing Time!

Related Posts

  • In Memoriam : Minoe Spicy Farlene

  • In Memoriam : Kesya

  • In Memoriam : Elmo & Vero

  • In Memoriam: Vico, andai waktu bisa diulang kembali

Discover more from KittyKrafty.com

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading