PEMILIK kucing sudah lama mengklaim bahwa binatang kesayangan satu ini baik untuk kesehatan. Dan klaim ini dibenarkan oleh studi-studi ilmiah. Pada faktanya, hasilnya sangat dramatis. Studi menunjukkan, orang-orang yang memiliki kucing sebagai binatang kesayangan berisiko 40 persen lebih kecil meninggal akibat serangan jantung dan berisiko 30 persen lebih kecil menderita penyakit jantung.
Apa rahasianya? Menurut peneliti, perbaikan kesehatan jantung dipicu oleh aktivitas duduk dan bercengkerama dengan kucing. Aktivitas ini terbukti bisa menurunkan tekanan darah dan mengurangi stres.
Selain baik untuk jantung, pemilik kucing juga memiliki angka kejadian kanker lebih rendah. Pemilik kucing, menurut peneliti, lebih banyak terpapar alergen. Karena itu, sistem kekebalan tubuh mereka juga lebih kuat.
Di samping itu, dengkuran kucing juga diyakini mempunyai manfaat postif. Studi-studi percobaan menunjukkan bahwa getaran dari dengkuran kucing bisa menstimulasi pemulihan dan pertumbuhan tulang.
Tidak hanya manfaat fisik, kucing juga bisa menjadi sumber kenyamanan emosional, khususnya untuk orang-orang yang hidup sendiri atau hidup dalam situasi stres. Kucing bisa menemani dan mengurangi perasaan terisolasi dan resah. Dan karena hanya memerlukan sedikit perawatan, kucing sangat cocok untuk orang-orang usia lanjut.
Selain menawarkan kenyamanan pada lansia dan pasien, kucing juga terbukti mepunyai efek positif terhadap orang-orang yang menderita penyakit mental. Menghabiskan waktu dengan kucing bisa membantu orang mempelajari batas-batas, keterampilan sosial dan bahkan komunikasi saat berinteraksi dengan hewan.
Beberapa pasien sakit mental, seperti diuraikan di situs ezinearticles.com, mengaku bahwa kucing bisa memahami kondisi mereka, membuat mereka tidak merasa sendirian dan mengurangi rasa frustasi. Studi-studi telah membukikan bahwa pemilik kucing cenderung patuh terhadap pengobatan mereka.
Artikel ini sudah dibaca: 8900 kali.