Pernahkah kamu memperhatikan cara kucing minum?
Yup! Dengan menggunakan lidahnya. Gerakan lidah kucing ketika “mengambil” air atau susu sangat cepat sehingga tak dapat diikuti oleh pandangan manusia, akan tetapi di saat yang bersamaan, gerakan itu juga anggun,
Kucing termasuk di antara banyak spesies yang, tak seperti manusia, tak dapat menutup mulut dan menyedot.
Para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Princenton University merekam kegiatan minum kucing ini dengan bantuan video berkecepatan tinggi. Dan hasil yang didapat adalah bahwa kucing rumahan dan kucing liar seperti halnya harimau, menyeimbangkan daya tarik bumi dan kelembaman saat mereka menyedot cairan.
Awalnya, berdasarkan pengamatan seorang insinyur MIT pada tahun 1940 terhadap cara kucing “minum”, para ilmuwan menilai bahwa bahwa ketika kucing memasukkan lidah mereka ke dalam mangkuk cairan, permukaan lidahnya mula-mula menyentuh cairan, lalu ujungnya yang melengkung seperti huruf J membentuk sejenis sendok besar.
Namun setelah mempelajari cara kucing “minum” berdasarkan rekaman video itu, akhirnya para peneliti saat ini memutuskan bahwa tak ada dampak sendok pada lidah kucing, melainkan gerakan lidah yang keluar masuk mulut dengan sangat cepat sehingga tindakan itu membentuk satu lajur cairan.
Departemen Rekayasa Lingkungan Hidup dan Sipil MIT menyatakan bahwa, “Kucing, tak seperti anjing, tak mencemplungkan lidah mereka ke dalam cairan sehingga membentuk seperti sendok”. Malah, ujung lidah kucing yang mulus “nyaris tak menyentuh permukaan cairan sebelum kucing tersebut dengan cepat menarik lidahnya kembali ke dalam mulut”.
Karena kucing tersebut melakukan tindakan itu, satu lajur cairan terbentuk di antara lidah yang bergerak dan permukaan cairan. Kucing kemudian menutup mulutnya, dan menjepit ujung lajur cairan agar dapat menikmati minumannya, sekaligus menjaga supaya dagunya tetap kering.
Lajur cairan itu “diciptakan oleh keseimbangan lembut antara daya tarik bumi, yang menarik cairan kembali ke mangkuk, dan kelembaman, yang di dalam ilmu fisika, merujuk kepada kecenderungan cairan atau benda apa pun, terus bergerak di satu arah kecuali kekuatan lain ikut campur”.
Kucing secara insting mengetahui cara dengan cepat menyedot dengan tujuan menyeimbangkan kedua daya itu, dan kapan untuk menutup mulutnya. Jika hewan tersebut menunggu sedetik saja, kekuatan daya tarik bumi akan mengambil alih kelembaman sehingga lajur itu terpecah, sehingga cairan tersebut jatuh lagi ke dalam mangkuk, dan lidah kucing itu masuk ke dalam mulutnya dalam keadaan kosong”.
Kucing rata-rata melakukan jilatan empat kali per detik. Masing-masing jilatan membawa sebanyak 0,1 mililiter cairan, kata para peneliti tersebut. Ditambahkannya, kucing yang lebih besar menjilat dengan cara yang lebih lamban.
Artikel ini sudah dibaca: 12772 kali.
mungkin bukan ‘kelambanan’, tapi ‘kelembaman’ …
Makasih koreksinya, Dika … typo 😀