Our website use cookies to improve and personalize your experience and to display advertisements(if any). Our website may also include cookies from third parties like Google Adsense, Google Analytics, Youtube. By using the website, you consent to the use of cookies. We have updated our Privacy Policy. Please click on the button to check our Privacy Policy.

Kenapa Kucing Jantan Memakan Bayi Kucing Baru Lahir?

Sewaktu saya kecil, saya tinggal di lingkungan dimana cukup banyak kucing liar berkeliaran. Kucing liar itu tidak ada pemiliknya, namun ada saja satu dua pemilik rumah yang rutin memberikan makan seadanya kepada kucing-kucing liar tersebut. Makan seadanya itu maksudnya makanan masakan penghuni rumah, ya nasi dicampur ikan goreng atau ayam goreng sih biasanya. Tidak ada yang kenal dengan makanan kucing pabrikan.

Kucing-kucing liar itu tidur dimana pun tempat nyaman yang bisa mereka temukan. Bisa di teras, tembok pembatas antar rumah, sela genteng rumah atau sudut halaman yang beratap. Dan ketika ada kucing betina yang mau melahirkan, mereka bisa melahirkan dimanapun tempat yang mereka anggap cukup aman dan hangat. Bisa di plafon, sudut halaman yang kering atau di rak dalam gudang yang sering dibuka tutup. Mereka selalu bisa menemukan tempat yang mereka butuhkan walaupun jadinya sering berpindah-pindah. Demikianlah kucing-kucing liar menjalani kehidupannya di kompleks rumah saya.

Di rumah saya, hanya saya yang menyukai kucing. Ibu saya walaupun tidak membenci kucing, tapi melarang kucing saya masuk ke dalam rumah. Jadi kucing saya hanya bisa bersantai di teras rumah depan atau pun teras belakang rumah. Dan saat dia hamil dan hendak melahirkan, saya hanya bisa menyediakan kardus yang diberi beberapa lembar kain bersih untuk tempat dia bersalin. Padahal setelah anaknya lahir, saya tahu ada bahaya yang mengancam. Tapi saya yang waktu itu masih SD, tidak bisa membantah ibu saya yang tidak membolehkan saya membawa anak-anak kucing yang baru lahir itu ke dalam rumah.

Saya mengamati bahwa anak-anak kucing yang baru lahir di lingkungan saya rentan “dimakan” sama kucing jantan. Saya tidak tahu apakah kucing jantan itu bapaknya si anak-anak atau bukan. Tapi beberapa kali saya menemani persalinan kucing saya, saya selalu kecolongan. Biasanya akan ada satu ekor bayi kucing hilang dari tempatnya dan saya temukan sudah mati tak jauh dari kardus tempat induknya berada. Dan kondisinya cukup mengenaskan. Yang saya heran, kenapa tidak pernah terjadi keributan saat kejadian itu, mengingat si mama kucing sehabis melahirkan selalu bersikap galak kepada saya.

Sikap galak ini saya maklumi sebagai insting si mama kucing yang bersikap melindungi anaknya yang baru lahir. Tapi o mama kucing, kenapa kamu seperti membiarkan kucing lain datang dan menghabisi nyawa bayimu? Kenapa sih kamu gak ribut-ribut melawan? Kalau kamu ribut, saya pasti akan datang menolongmu. Apakah ada semacam “kebiasaan” tertentu di komunitasmu untuk merelakan ada anak dengan kriteria tertentu yang harus dilenyapkan?

Baca:  Toxoplasma Tak Selalu dari Kucing

— Ohya saya lupa ceritakan di awal bahwa ada semacam urban-legend di tempat saya, bahwa anak kucing yang yang akan mati dimakan kucing jantan adalah anak kucing dengan warna bulu belang 3. Ditambahin lagi dengan keterangan anak kucing jantan belang tiga. Makanya memang agak jarang kami temukan kucing jantan belang tiga yang berhasil tumbuh dewasa di lingkungan rumah saya. Entah benar entah tidak itu cerita, saya tak pernah membuktikannya. —

Setelah saya cukup umur dan bisa melakukan googling, saya baru tahu siapa yang “membunuh” bayi kucing itu dan kenapa dia dibunuh. Shockingly, ternyata bayi kucing itu tidak selalu dibunuh oleh kucing jantan, tapi ternyata mama kucing juga bisa membunuh bayi-bayi mereka.

Kenapa Kucing Jantan Membunuh Anak Kucing?

Kalau kamu pernah nonton film dokumenter alam liar yang memperlihatkan singa jantan membunuh anak singa, maka itu jugalah yang biasanya terjadi pada kucing jantan yang membunuh bayi kucing. Hal ini umumnya terjadi pada kucing jantan liar, karena mereka masih sangat menganut prinsip teritori. Kucing jantan punya beberapa alasan mengapa mereka merasa perlu membunuh bayi atau anak kucing yang masih kecil, yaitu:

  • Kucing jantan liar berbeda dengan kucing jantan yang kita pelihara di dalam rumah. Kucing jantan liar harus berburu untuk mendapatkan makanannya. Jiwa berburunya masih sangat kuat. Bayi kucing yang masih sangat kecil terlihat seperti mangsa yang biasa diburunya. Itu sebabnya kucing jantan liar yang kelaparan, bisa saja menerkam bayi kucing yang masih kecil untuk dijadikan mangsa.
  • Anak kucing terutama yang bukan dari darahnya sendiri, akan dianggap kucing jantan sebagai pesaingnya. Sehingga ia akan membunuh anak kucing tersebut sebagai wujud tindakan mengurangi saingan. Lagi-lagi ini terjadi karena kucing jantan liar menganut prinsip teritori, sehingga anak kucing yang memasuki teritorinya akan dianggap sebagai pesaing.
  • Alasan lainnya kucing jantan membunuh bayi-bayi kucing yang bukan keturunannya adalah untuk membuat induknya fertile atau subur kembali sehingga bisa dikawininya dan melahirkan anak-anak si kucing jantan itu sendiri.
Baca:  Pelihara Kucing Jauhkan Sakit Jantung

Perilaku ini adalah perilaku lumrah di alam, karena itu adalah bagian dari usaha bertahan hidup, mencari makan dan reproduksi mereka. Kalau kita bandingkan dengan perilaku kucing rumahan kita terutama di perkotaan, mungkin terasa sadis yaahh …

Gak heran juga hal ini masih saya temukan sewaktu saya kecil dulu karena lingkungan tempat saya tinggal memang masih banyak kucing liar dan mereka masih berperilaku liar yaitu memburu binatang-binatang kecil seperti tikus dan burung. Saya jadi ingat pernah melepas burung kenari kecil dari kandangnya yang dibeli om saya. Saya tidak tega melihat burung itu dikurung dalam kandang, dan diam-diam membawa kandangnya ke halaman belakang dan melepas si burung. Entah sudah berapa lama si burung berada dalam kandangnya, sehingga ia pun lupa caranya terbang atau mungkin sayapnya terlalu lemah untuk terbang karena jarang digunakan. Saya lihat burung kenari mungil itu melompat-lompat di rerumputan tak kunjung terbang. Tak lama muncul-lah si Oren, kucing liar jantan yang memang sering keluyuran di dekat rumah saya. Dengan secepat kilat ia menerkam si burung dan melesat pergi membawa mangsanya. Saya cuma bisa ternganga saat itu karena peristiwa itu terjadi sangat tepat. Alih-alih menolong si burung, saya malah membuat si burung kehilangan nyawanya.

Begitulah perilaku kucing liar kami dulu. Tak ubahnya macan kecil, karena selalu sibuk berburu untuk mencari makan. Karena itu saya pun akhirnya maklum kenapa kucing jantan merasa perlu memakan anak-anak kucing. Konon kabarnya perilaku liar ini sudah jarang terlihat di kucing perkotaan. Mungkin mereka sudah lupa pula caranya berburu, secara untuk makan saja mereka sekarang sudah sangat bergantung pada pemberian manusia.

Kenapa Induk Kucing Membunuh Bayinya Sendiri?

Hal ini luput dari pengamatan saya sewaktu kecil. Ternyata bayi kucing yang mati tanpa keributan dan ditemukan tidak jauh dari induknya, itu adalah perbuatan dari induknya si mama kucing sendiri.

Ohya?? Kok gituuuu??

Iya, mama kucing punya alasannya sendiri. Dan ini pun terkait dengan insting dari kebiasaan alami kehidupan mereka di alam liar sana. Bayi-bayi kucing yang dibunuh induknya atau dibiarkan mati tanpa perawatan oleh induknya adalah bayi kucing yang oleh induknya dianggap tidak akan mampu melanjutkan hidupnya di alam liar. Bisa jadi karena mama kucing bisa mengetahui bahwa bayinya yang lahir ini lemah dan cacat atau bahkan tanpa kita sadari, bayinya bisa jadi tewas dalam kandungan atau tewas tak lama setelah dilahirkan.

Baca:  Apa Saja Guna Lidah pada Kucing

Mama kucing menyadari ini, dan instingnya membuat Mama kucing memilih untuk merawat dan melindungi bayi-bayinya yang lahir lebih kuat dan sehat. Karena di alam liar, Mama kucing tidak bisa menyelamatkan bayinya yang lemah.

Botol Dot Untuk Memberikan Susu Kepada Bayi Kucing | Emrah Ayvali – pexels

Bila hal ini terjadi pada bayi kucing yang lahir dalam pemeliharaan kita, kita bisa mencoba untuk menyelamatkan si bayi sebelum terlanjur dibunuh oleh induknya. Saat kita amati, ada bayi yang tampaknya diabaikan oleh si induk, kita bisa perlahan mengambil bayi tersebut dan mencoba untuk menyelamatkan dengan cara merawat si bayi itu sampai cukup kuat. Please harap diketahui merawat bayi kucing baru lahir juga mesti hati-hati ya. Jangan berikan susu UHT sembarangan karena bisa jadi tidak cocok untuk si bayi. Cari susu khusus untuk kucing dan belikan dotnya sekalian ya supaya bayi kucing mungil bisa minum susunya.

Dan bila kita lihat ada bayi kucing yang tampaknya sudah mati di dekat mama kucing, perlahan ambil dan singkirkan bayi kucing itu, kuburkan dengan layak. Mama kucing tidak akan marah padamu, ia tahu itu yang terbaik untuk anaknya yang tidak cukup kuat untuk menjalani hidup yang keras.

Artikel ini sudah dibaca: 383 kali.

By Marissa

Sharing Time!

Related Posts

  • Tanda-tanda Kucing yang Lebih Berisiko menyebabkan Alergi ke Manusia

  • Kelebihan-Kelebihan Kucing Dibanding Hewan Lainnya

  • Panduan Makan & Minum untuk Kucing

  • Memberi Makan Kucing Yang Sedang Sakit

Discover more from KittyKrafty.com

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading